Minggu, 19 Oktober 2014

10 manfaat buah nangka bagi tubuh




Nangka adalah buah berdaging serat yang memiliki bau dan rasa yang khas. Buah ini umumnya dikonsumsi di beberapa negara Asia seperti Indonesia, Sri Lanka, dan Bangladesh. Daging buah nangka mempunyai zat tepung dan buah ini juga dikenal bermanfaat bagi kesehatan. Nangka merupakan sumber makanan yang kaya vitamin A, C, thiamin, kalium, kalsium, riboflavin, zat besi, niasin, dan seng. Buah ini juga mempunyai serat yang rendah kalori sehingga baik untuk pasien penyakit jantung. Berikut adalah sepuluh manfaat nangka bagi kesehatan tubuh kita, seperti yang dilansir di Boldsky.

1. Kalium dalam nangka efektif dalam mengurangi kemungkinan penyakit jantung karena bisa menurunkan tekanan darah.

2. Kandungan zat besi dalam buah yang berserat ini membantu mencegah anemia dan meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh.

3. Akar adalah obat yang baik bagi orang yang menderita asma. Merebus akar dan ekstrak nangka ternyata dapat membantu untuk mengontrol asma.

4. Salah satu manfaat kesehatan dari nangka adalah melindungi tiroid sehat. Mineral mikro dan tembaga dalam nangka juga efektif untuk metabolisme tiroid. Hal ini sangat baik untuk memproduksi hormon dan penyerapan.

5. Manfaat kesehatan dari nangka untuk tulang. Buah ini baik untuk anak-anak muda dalammenjaga kesehatan tulang. Nangka kaya akan magnesium yang memperkuat tulang dan mencegah tubuh dari gangguan tulang seperti osteoporosis.

6. Manfaat gizi dari nangka adalah sumber makanana yang kaya akan vitamin C dan A. Nutrisi anti-oksidan dalam nangka memperkuat sistem kekebalan tubuh dan melindungi dari infeksi bakteri dan virus.

7. Dengan phyto-nutrisi dan vitamin C, nangka memiliki sifat anti kanker dan anti-penuaan. Nutrisi ini bisa menjauhkan Anda dari bahaya kanker dan memperlambat degenerasi sel untuk mencegah tubuh dari penyakit degeneratif.

8. Gula alami seperti fruktosa dan sukrosa dalam buah nangka menjadikannya sebuah sumber energi. Nangka dapat meningkatkan energi dan tidak mengandung lemak jenuh atau kolesterol.

9. Nangka bisa menyembuhkan borok dan gangguan pencernaan. Buah berserat tinggi ini mencegah sembelit dan memperlancar gerakan usus.

10. Nangka juga bermanfaat untuk kesehatan mata dan kulit. Buah ini mengandung vitamin A yang memelihara kesehatan mata dan kelembutan kulit. Nangka juga mencegah gangguan mata seperti degenerasi makula dan rabun senja.

Rabu, 15 Oktober 2014

Makalah Klasifikasi Perpustakaan



BAB 1
PENDAHULUAN

A.        LATAR BELAKANG

Fungsi dan peranan perpustakaan pada saat ini menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan dan program yang ada dalam suatu lembaga atau institusi tertentu. Terlebih diperguruan tinggi, perpustakaan tidak dapat dipisahkan dari proses belajar dan mengajar mahasiswa dan dosen.
Pada zaman era modern seperti saat sekarang ini, seorang pustakawan sering kali mengalami beberapa kendala, seperti  pembuatan kartu catalog yang dari tulisan tangan ke mesin ketik, kemudian beralih lagi ke computer seperti saat sekarang ini.
            Dalam pemilahan bahan perpustakaan (klasifikasi) merupakan kunci mendasar bagi proses-proses lainnya untuk bisa berjalan secara sistematis. Pemilahan bahan pustaka bertujuan untuk membagi bahan-bahan perpustakaan yang ada menjadi berbagai kelompok sesuai dengan tema, judul, penulis, dan parameter lainnya yang akan memudahkan penempatan bahan pustaka tersebut dalam rak buku, serta yang lebih penting lagi adalah untuk memudahkan proses pemanggilan kembali (recalling) ketika buku-buku tersebut dibutuhkan. Didunia perpustakaan internasional, dikenal berbagai macam klasifikasi, dari yang tradisional sampai yang paling modern seperti saat sekarang ini. Ada librariy Off Congress Classification, Dwey Decimal Classification, Dickinson Classification, Brinkler Classification, Colon Classification dan lain sebagainya. 
            Tapi secara umum, aneka sistem klasifikasi tersebut digolongkan dalam 3 tipe sistem yaitu: Enumerative, yaitu yang menyediakan sebuah daftar kode alfabetik yang diasosiasikan dengan daftar tema, Hirarchical, yaitu yang membagi aneka tema secara hirarkis dari yang paling umum ke yang paling sfesifik, Faceted atau analytic-siynthetic, yaitu yang membagi aneka tema kedalam aspek-aspek terpisah yang dipaduhkan.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Arti dan Tujuan Klasifikasi
Klasifikasi berasal dari kata classification, dari kata kerja to classify, yang berarti menggolongkan dan menempatkan benda-benda yang sama di suatu tempat. Yang dimaksud dengan klasifikasi adalah penggolongan atau pengelompokkan buku berdasarkan subjek atau isi buku yang bersangkutan. Tujuan dari klasifikasi ialah agar semua bahan pustaka itu dapat didayagunakan semaksimal mungkin oleh pemakai.
Secara rinci, tujuan mengklasifikasi buku-buku perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:
1. Untuk mempermudah murid-murid di dalam mencari buku-buku yang sedang diperlukan.
2. Untuk mempermudah guru pustakawan di dalam mencari buku-buku yang di pesan oleh murid-murid.
3. Untuk mempermudah guru pustakawan di dalam mengembalikan buku-buku pada tempatnya.
4. Mempermudah guru pustakawan mengetahui perimbangan bahan pustaka.
5. Untuk mempermudah guru pustakawan di dalam menyusun suatu daftar bahan-bahan pustaka yang berdasarkan sistem klasifikasi.

B. Prinsip-Prinsip Pengklasifikasian
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan di dalam mengklasifikasi buku-buku perpustaaan sekolah yang menggunakan sistem klasifikasi berdasarkan subjeknya:
1. Klasifikasi buku-buku perpustakaan sekolah, pertama-tama berdasarkan subjeknya. Kemudian berdasarkan bentuk penyajiannya, atau bentuk karyanya.
2. Khususnya buku-buku yang termasuk karya umum dan kesusastraan hendaknya lebih di utamakan pada bentuknya.
3. Di dalam mengklasifikasi buku-buku perpustakaan sekolah hendaknya memperhatikan tujuan pengarangnya .
4. Klasifikasi buku-buku perpustakaan sekolah itu pada subjek yang sangat spesifik.
5. Apabila sebuah buku yang membahas dua atau tiga subjek, klasifikasilah buku tersebut pada subjek yang dominan.

B.     Sistem Klasifikasi
Sistem klasifikasi bisa berdasarkan ciri-ciri buku, sehingga buku-buku yang bercirikan sama bisa dikelompokkan manjadi satu. Ada beberapa sistem klasifikasi buku-buku perpustakaan sekolah, antara lain sebagai berikut:
1.      Sistem abjad nama pengarang
Pada sistem ini, buku-buku perpustakaan sekolah dikelompok-kelompokkan atas dasar abjad nama pengarangnya.
2.      Sistem abjad judul buku
Pada sistem ini, buku-buku perpustakaan sekolah dikelompok-kelompokkan atas dasar abjad judul bukunya.
3.      Sistem kegunaan buku
Pada sistem ini, buku-buku perpustakaan sekolah dikelompok-kelompokkan atas dasar kegunaannya. Misal, buku-buku cerita dikelompokkan menjadi satu, buku-buku ilmu pengetahuan dikelompokkan menjadi satu.
4.      Sistem penerbit
Pada sistem ini, buku-buku perpustakaan sekolah dikelompok-kelompokkan atas dasar penerbit buku.



C.    SKEMA DDC
Dewey Decimal Classification (DDC) merupakan sistem klasifikasi perpustakaan hasil karya Melvil Dewey (1851-1931). Dewey telah merintis sistem klasifikasi ini ketika ia masih menjadi mahasiswa dan bekerja sebagai pustakawan di Amherst College, Massachusetts, di sebuah negara bagian Amerika Serikat. Pada tahun 1876, Dewey dapat menerbitkan edisi pertama dengan judul; “Classification and Subject Index for Cataloguing, and Arranging the Books and Pamphlets of Library”. Pada edisi-edisi selanjutnya, DDC terus mengalami penyempurnaan dengan memasukkan subjek-subjek yang belum tercakup selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Memang banyak sistem klasifikasi perpustakaan yang dibuat, tapi tidak ada yang mampu bertahan selama DDC. DDC telah mampu bertahan kurang lebih 1 abad sejak diterbitkannya edisi pertama hingga sekarang. Keunggulannya adalah sistematik, universal, fleksibel, lengkap dan siap pakai (enumerated). Sedangkan kelemahannya terletak pada kesan terlalu American centris dan kurang perhatian pada bidang-bidang di luar Amerika dan Eropa Barat, seperti bidang agama, manajemen pemerintahan dan bahasa-bahasa.
Dewey membagi 10 golongan utama dengan angka:
  000  -  099.  Karya umum (general work)
100  -   199. Filsafat (philosophy)
200  -  299. Agama. (Religion)
300  -  399. Ilmu sosial (social science)
400  -  499. Bahasa (leaguage)
500  -  599. Ilmu murni ( pure science)
600  -  699. Pengetahuan praktis (applied science)
700  -  799. Kesenian dan hiburan (recolation)
800  -  899. Kesusastraan (literature)
900  -  999. Sejarah (history)
            Alasan mengapa Dewey membagi menjadi  10 bagian golongan dengan dimulai karya umum dan diakhi ri dengan sejarah yaitu:
Karena antara bagian / golongan 1 dengan golongan – golongan berikutnya selalu ada hubungannya sampai pada akhir dari pada akhir dari penggolongan itu.
            DDC terdiri dari 2 jenisyaitu:
1.       Tabel,  berisikan tabel yaitu angka klasifikasi dari tiap-tiap ilmu pengetahuan.
2.       Indeks, berisikan nama-nama ilmu pengetahuan dengan angka klasifikasi dibelakangnya.
Setelah DDC (Dewey Decimal Classsificatiaon) sistem klasifikasi yang hampir sama dengan DDC yaitu UDC (Universal Decimal Classification). Sistem klasifikasi ini yaituy salah satu ilmu pengetahuan yang dipergunakan didunia perpustakaan yang bersifat universal dan dalam bentuk kelas-kelas. Sistem klasifikasi ini mempergunakan angka-angka dan beberapa tanda tertentu sebagai symbol golongan sesuatu bidang ilmu pengetahuan. Garis besar pembagian  utama UDC yaitu:

D.    SKEMA UDC
Klasifikasi ini dikembangkan oleh pakar bibliografi belgia, Paul Otlet dan Henri La Fontaine pada akhir abad ke-19. Bagan klasifikasi ini dikembangkan berdasarkan bagan klasifikasi DDC tetapi menggunakan tambahan symbol-simbol untuk mengindikasikan berbagai aspek dari subyek dan hubungan antar subyek. Oleh karenanya bagan ini menggandung elemen dan analisis sintetik. Bagan klasifikasi ini kebanyakan digunakan pada perpustakaan khusus karena dapat membuat subyek yang spsifik. UDC trus dimodifikasi dan diperluas selama beberapa tahun untuk menyesuaikan diri dengan pertumbuhan ilmu pengetahuan dan secara terus menerus dikembangkan untuk menyesuaiakan dengan perkembangan sekarang UDc dapat digunakan untuk mengklasifikasi berbagai bentuk media dan tidak terbatas pada buku atau media tercetak saja, tetapi juga dapat digunakan untuk mengklasifikasi film, video dan rekaman. Untuk memudahkan membaca, angka dalam UDC biasanya diberi titik setelah 3 dijit. Misalnya angka 61 adalah Ilmu Kedokteran, kemudian subdivisi dibawanya adalah 611 Anatomi. Subdivis dibawah anatomi kemudian diberi titik sebelumnya seperti 611.1, 611.2 dan seterusnya.
-0 umum
- 1 filsafat dan psikologi
-2 agama atau teologi
-3 ilmu sosial
-4 ilmu bahasa
-5 ilmu alam
-6 teknologi
-7 seni
-8 kesusatraan
-9 goegrafi, biografi, dan sejarah

E. SKEMA LCC
            Skema klasifikasi ini dalam penyusunan menggunakan huruf.
Contoh skema klasifikasi LCC (Long Congress Classification) yaitu:

a.       karya umum
b.      Filsafat
c.       Agama
d.      Ilmu social
e.        Ilmu bahasa, dan seterusnya









BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
a.       Klassifikasi  adalah penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut  kaidah atau standar yang ditetapkan. Melakukan penentuan subjek untuk buku yang sudah di daftar dan menentukan no klasifakasi yang sesuai dengan subjek buku tersebut.
b.      Klasifakasi yang umum dipakai adalah Dewey Decamal Ckassification (DDC) yang dibuat oleh Melvil Dewey (1875).
c.       Skema klasifikasi DDC menggunakan 10 kelas utama, yaitu dimulai dari 000-099 karya umum, sampai 900-999 sejarah.
d.      Sistem klasifikasi UDC mempergunakan angka-angka dan beberapa tanda tertentu sebagai simbol  golongan sesuatu bidang ilmu pengetahuan.
e.       Skema klasifikasi LCC mempergunakan huruf dalam mklasifikasi sebuah bahab pustaka.

B.     SARAN

a.       Melihat perkembangan tekhnologi  saat ini yang semakin canggih, maka.
b.      perpustakaan harus mengikuti perkembangan tekhnologi, baik bentuk fisikny, maupun dari segi pelayananya.
c.       Karna adanya berbagai macam skema klasifikasi, maka perlu adanya penguasaan skema klasifikasi, mulai dari DDC, UDC, LCC, CC, dll. Perbedaan skema klasifikasi DDC dengan UDC terletak pada penggunaan symbol yang digunakan oleh UDC, sedankan LCC menggunakan huruf dalam sebuah perpustakaan.

DAFTAR PUSTAKA

NS, Sutarno. 2004. Manajemen Perpustakaan. Jakarta: Samitra Media Utama.
Suwarno, Wiji. 2010. Pengetahuan Dasar Kepustakaan: Sisi Penting Perpustakaan dan Pustakawan. Bogor: Ghalia Indonesia.

Senin, 13 Oktober 2014

Makalah Manajemen Lembaga Pendidikan Islam: SWOT DAN POAC



SWOT DAN POAC
MAKALAH

 Diajukan Pada Diskusi Mata Kuliah Manajemen Lembaga Pendidikan Islam
Pembimbing : Dr. H. Sofwan Manaf, M.Si
Logo STAI Darunnajah.jpg 








 Di Susun Oleh :
MUFLIKHUN
AMIR SYAM

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUNNAJAH
JAKARTA
2014 M / 1435 H


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
      Manajemen adalah pengendalian dan pemanfaatan semua faktor dan sumber daya yang menurut suatu perencanaan diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu tujuan kerja tertentu. Dalam suatu manajemen, terutama manajemen lembaga pendidikan Islam juga memerlukan suatu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan untuk mengelola dan memajukan suatu organisasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Yang biasa disebut POAC.
Setelah melakukan perencanaan, sebaiknya kita melihat SWOT, yaitu kekuatan dan kelemahan yang terdapat dalam suatu organisasi, sehingga kita dapat meningkatkan kekuatan tersebut dan mengatasi kelemahan yang ada dengan melihat peluang-peluang yang mungkin dicapai. Dan mengatasi ancaman-ancaman dari faktor luar organisasi. Untuk lebih jelas pembahasan mengenai SWOT dan POAC, selanjutnya dalam makalah ini akan membahas apa itu SWOT dan POAC, serta hubungan antara keduanya.





B.     Rumusan Masalah
Dalam makalah ini ada beberapa rumusan masalah yang akan diseleseikan dalam pembahasan SWOT dan POAC, yaitu;
1.      Apa pengertian dari SWOT dan POAC?
2.      Bagaimana sistem perencanaan yang meliputi arti, langkah-langkah dan strategi?
3.      Bagaimana sistem pelaksanaan strategi dan operasional dalam SWOTdan POAC?
4.      Bagaimana sistem evaluasi dalam SWOT dan POAC?
5.      Apa saja kelebihan dan kekurangan SWOT dan POAC?
C.    Penyelesain Masalah
1.      Mengetahui pengertian dari SWOT dan POAC.
2.      Mengetahui sistem perencanaan yang meliputi arti, langkah-langkah dan strategi.
3.      Mengetahui bagaimana sistem pelaksanaan strategi dan operasional dalam SWOTdan POAC.
4.      Mengetahui sistem evaluasi dalam SWOT dan POAC.
5.      Mengetahui kelebihan dan kekurangan SWOT dan POAC.





BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian  SWOT dan POAC
A.     Pengertian SWOT
Analisis SWOT merupakan singkatan bahasa Inggris dari Strengths (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities(peluang), dan Threats (ancaman) adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Analisis SWOT terdiri dari empat faktor yaitu:
a.    Strengths (kekuatan)
Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam  tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
b.   Weakness (kelemahan)
Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam  tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
c.    Opportunities (peluang)
          Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.
d.   Threats (ancaman)
Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
setelah itu dibuat pemetaan analisis SWOT maka dibuatlah tabel matriks dan ditentukan sebagai tabel informasi SWOT. Kemudian dilakukan pembandingan antara faktor internal yang meliputi Strengths dan Weakness dengan faktor luar meliputiOpportunities dan Threats. Setelah itu kita bisa melakukan strategi alternatif untuk dilaksanakan. Strategi yang dipilih merupakan strategi yang paling menguntungkan dengan resiko dan ancaman yang paling kecil.
Selain pemilihan alternative, analisis SWOT juga bisa digunakan untuk melakukan perbaikan dan improvisasi dengan mengetahui kelebihan (Strengths dan Opportunities) dan kelemahan kita (Weakness dan Threats), maka kita melakukan strategi untuk melakukan perbaikan diri.
Mungkin salah satu strateginya dengan meningkatkan  Strengths dan Opportunities atau melakukan strategi yang lain yaitu mengurangi Weakness dan Threats.

B.     Pengertian POAC
Secara umum dunia manajemen menggunakan prinsip POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling), prinsip manajemen ini banyak digunakan oleh organisasi dewasa ini untuk memajukan dan mengelola organisasi mereka.
a.    Planning
Yang dimaksud dengan planning disini adalah rencana awal atau tujuan awal yang jelas. Dalam perencanaan ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan, yaitu harus SMART
 S : Specific
     artinya perencanaan harus jelas maksud maupun ruang lingkupnya. Tidak terlalu melebar dan terlalu idealis.
                                                               M : Measurable
            artinya program kerja atau rencana harus dapat  diukur tingkat  keberhasilannya
                              A : Achievable
artinya dapat dicapai, jadi bukan angan-angan.
     R : Realistic
            artinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada. Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit, tetapi tetap ada tantangan.
     T : Time
artinya ada batas waktu yang jelas. Mingguan, bulanan, triwulan, semesteran, atau tahunan, sehingga mudah dinilai dan dievaluasi.
b.   Organizing
Agar tujuan tercapai maka dibutuhkan pengorganisasian. Dalam perusahaan biasanya diwujudkan dalam bentuk bagan organisasi. Yang kemudian di pecah menjadi berbagai jabatan. Semakin tinggi suatu jabatan biasanya semakin tinggi tugas, tanggung jawab, dan wewenangnya. Dengan pembagian tugas tersebut maka pekerjaan menjadi ringan. Berat sama di pikul, ringan sama di jinjing. Disinilah salah satu prinsip dari manajemen yaitu membagi tugas sesuai dengan keahliannya masing-masing.
c.    Actuating
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas, dan kerjasama. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Kecuali memang ada hal-hal khusus, sehingga perlu dilakukan penyesuaian. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan perannya masing-masing.


d.   Controlling
Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan program kerja maka dibutuhkan pengontrolan. Baik dalam bentuk supervisi, pengawasan, inspeksi hingga audit. Kata-kata tersebut memang memiliki makna yang berbeda, tapi yang terpenting adalah bagaimana sejak dini dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pengorganisasian. Sehingga dengan hal tersebut dapat segera dilakukan koreksi, antisipasi dan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan situasi, kondisi dan perkembangan zaman.  

2.      Perencanaan : arti, langkah-langkah dan strategi
  A.     Arti
Menurut Mondy dan Premeaux (1995:138) menjelaskan bahwa perencanaan merupakan proses menentukan apa yang seharusnya dicapai dan bagaimana mewujudkannya dalam kenyataan.[1]
Menurut Yahezkel Dior dalam A.Faludi (1978) mengemukakan “planning is the process of preparing a set of decision for action in the future directed at a chieving goals by prefereable means “ (perencanaan adalah proses mempersiapkan seperangkat keputusan tentang kegiatan-kegiatan untuk masa yang akan datang dengan diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan melalui penggunaan sarana yang tersedia.[2]
Dalam arti yang lain, perencanaan adalah proses kegiatan rasional dan sistemik dalam menetapkan keputusan, kegiatan atau langkah-langkah dalam menetapkan keputusan, kegiatan atau langah-langkah yang akan dilaksanakan dikemudian hari dalam rangka usaha mencapai tujun secara efektif dan efisien.
  B.        Langkah-langkah
Langkah-langkah dalam perencanaan  meliputi hal-hal sebagai berikut :
a.      Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai.
b.      Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan.
c.      Mengumpulkan data dan informasi-informasi yang diperlukan.
d.      Menentukan tahap-tahap atau rangkaian tindakan.
e.      Merumuskan bagaimana masalah-masalah itu akan dipecahkan dan bagaimana  pekerjaan-pekerjaan itu akan diselesaikan.
  C.        Strategi
Perencanaan merupakan salah satu empat fungsi manajemen yang penting dan saling terkait satu sama lain. Berbicara tentang perencanaan, kita dihadapkan pada pertanyaan apakah suatu rencana berjalan dengan baik atau tidak. Pertanyaan mendasar ini kiranya aktual diajukan manakala kita melihat realitas keseharian yang menunjukkan banyaknya kegagalan akibat perencanaan yang salah dan tidak tepat. Kesalahan perencanaan dapat berada pada awal perencanaan itu sendiri ataupun pada saat proses perencanaan itu berlangsung.
Proses perencanaan dalam manajemen merupakan aktivitas yang berusaha memikirkan apa saja yang akan dikerjakannya, berapa ukuran dan jumlahnya, siapa saja yang akan melaksanakan dan mengendalikannya agar tujuan organisasi dapat tercapai. Gagasan mengenai perencanaan pada awalnya berkembang dari pemikiran ekonomi yang didasarkan pada masalah kebutuhan, yakni bagaimana pengaturan sumber-sumber yang terbatas dari suatu kebutuhan yang besar, luas dan terus berkembang. Dalam konteks ini termuat dimensi kalkulasi, prediksi dan pengaturan. Ada dua tipe dasar perencanaan dasar yaitu (James Af Stoner dan R . Edward Freeman, 1994) :
1.      Perencanan strategis, perencanaan yang dilakukan oleh para manajer puncak dan menengah untuk mencapai tujuan organisasi yang lebih luas, dan
2.      Perencanaan operasional, perencanaan yang memperlihatkan bagaimana perencanan strategis akan diimplementasikan dalam kegiatan sehari – hari.
3.      Pelaksanaan : Strategi dan Operasional
Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agarsemua agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapaisasaran yang sesuai dengan perencanaan manejerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan.   Actuating adalah Pelaksanaan untuk bekerja.
Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan lansung dengan orang-orang dalam organisasi.

4.      Evaluasi
Evaluasi sama pentingnya dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya, yaitu perencanaan, pengorganisasian atau pelaksanaan, pemantauan (monitoring) dan pengendalian. Terkadang fungsi monitoring dan fungsi evaluasi, sulit untuk dipisahkan. Penyusunan sistem dalam organisasi dan pembagian tugas, fungsi serta pembagian peran pihak-pihak dalam organisasi, adakalanya tidak perlu dipisah-pisah secara nyata. Fungsi manajemen puncak misalnya, meliputi semua fungsi dari perencanaan sampai pengendalian. Oleh karena itu, evaluasi sering dilakukan oleh pimpinan organisasi dalam suatu rapat kerja, rapat pimpinan, atau temu muka, baik secara reguler maupun dalam menghadapi kejadian-kejadian khusus lainnya.
Sebagai bagian dari fungsi manajemen, fungsi evaluasi tidaklah berdiri sendiri. Fungsi-fungsi seperti fungsi pemantauan dan pelaporan sangat erat hubungannya dengan fungsi evaluasi. Di samping untuk melengkapi berbagai fungsi di dalam fungsi-fungsi manajemen, evaluasi sangat bermanfaat agar organisasi tidak mengulangi kesalahan yang sama setiap kali.
Organisasi yang gagal mengidentifikasi kesalahan yang sama yang dilakukan secara terus menerus, tidak akan tumbuh dan berkembang sebagai organisasi yang unggul. Jadi secara umum, jika tidak dihadapkan pada suatu pertanyaan mengapa perlu dilakukan evaluasi? Terdapat beberapa jawaban seperti berikut:
1.     Karena evaluasi merupakan fungsi manajemen
2.     Karena evaluasi merupakan mekanisme umpan balik bagi perbaikan
3.     Karena evaluasi akan dapat menghindarkan organisasi dari mengulangi kesalahan yang sama
4.     Karena evaluasi akan dapat menemukan dan mengenali berbagai masalah yang ada di dalam organisasi dan mencoba mencari solusinya.

Evaluasi adalah proses pengumpulan dan analisis data secara sistematis yang diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan, GAO (1992:4). Evaluasi akan menghasilkan umpan balik dalam kerangka efektivitas pelaksanaan kegiatan organisasi. Menurut Department of Health & Human Services, evaluasi adalah proses untuk mengumpulkan informasi. Sebagaimana dengan proses pada umumnya, evaluasi harus dapat mendefinisikan komponen-komponen fase dan teknik yang akan dilakukan.
Pengertian lain dikemukakan oleh Peter H. Rossi (1993:5) menyebutkan bahwa evaluasi merupakan suatu aplikasi penilaian yang sistematis terhadap konsep, desain, implementasi, dan manfaat aktivitas dan program dari suatu organisasi. Dengan kata lain, evaluasi dilakukan untuk menilai dan meningkatkan cara-cara dan kemampuan berinteraksi organisasi yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerjanya.
Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis, pemberian nilai, atribut, apresiasi dan pengenalan permasalahan serta pemberian solusi atas permasalahan yang ditemukan. Dalam berbagai hal, evaluasi dilakukan melalui monitoring terhadap sistem yang ada. Namun demikian, evaluasi kadang-kadang tidak dapat dilakukan dengan hanya menggunakan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi pada organisasi saja.




5.      Kelebihan dan kekurangan SWOT dan POAC
A.      Kelebihan SWOT dan POAC
Dengan adanya Swot dan Poac maka suatu organisasi bisa menjalankan organisasinya dengan langkah-langkah yang baik dan benar. Sehingga suatu organisasi itu bisa berkembang sesuai dengan tujuan yang  telah direncanakan.
B.      Kekurangan SWOT dan POAC
Kekurangannya mungkin hanya dibutuhkan kesepakan yang deal antara pemikiran ketua dengan anggota-anggotanya sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang sejalan.














DAFTAR PUSTAKA

Mulyono, M.A. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2008) hal. 25
Drs. Ngalim Purwanto. Admnistrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung : Remaja Rosdakarya. 2009) hal. 15
Drs. Syamsuddin, M.Pd, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam (Jakarta : Ciputat Press. 2005) hal. 61
Prof. H. D Sudjana, S., Manajeman Program Pendidikan untuk Pendidikan Non Formal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Bandung : Falah Production, 2004) hal.58







[1]              Drs. Syamsuddin, M.Pd., Manajemen Lembaga Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Press. 2005) hlm:   61
[2]  Prof. H. D Sudjana, S., Manajemen Pendidikan untuk Pendidikan Non Formal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. (Bandung: Falah Production, 2004) hal.58