Rabu, 15 Oktober 2014

Makalah Klasifikasi Perpustakaan



BAB 1
PENDAHULUAN

A.        LATAR BELAKANG

Fungsi dan peranan perpustakaan pada saat ini menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan dan program yang ada dalam suatu lembaga atau institusi tertentu. Terlebih diperguruan tinggi, perpustakaan tidak dapat dipisahkan dari proses belajar dan mengajar mahasiswa dan dosen.
Pada zaman era modern seperti saat sekarang ini, seorang pustakawan sering kali mengalami beberapa kendala, seperti  pembuatan kartu catalog yang dari tulisan tangan ke mesin ketik, kemudian beralih lagi ke computer seperti saat sekarang ini.
            Dalam pemilahan bahan perpustakaan (klasifikasi) merupakan kunci mendasar bagi proses-proses lainnya untuk bisa berjalan secara sistematis. Pemilahan bahan pustaka bertujuan untuk membagi bahan-bahan perpustakaan yang ada menjadi berbagai kelompok sesuai dengan tema, judul, penulis, dan parameter lainnya yang akan memudahkan penempatan bahan pustaka tersebut dalam rak buku, serta yang lebih penting lagi adalah untuk memudahkan proses pemanggilan kembali (recalling) ketika buku-buku tersebut dibutuhkan. Didunia perpustakaan internasional, dikenal berbagai macam klasifikasi, dari yang tradisional sampai yang paling modern seperti saat sekarang ini. Ada librariy Off Congress Classification, Dwey Decimal Classification, Dickinson Classification, Brinkler Classification, Colon Classification dan lain sebagainya. 
            Tapi secara umum, aneka sistem klasifikasi tersebut digolongkan dalam 3 tipe sistem yaitu: Enumerative, yaitu yang menyediakan sebuah daftar kode alfabetik yang diasosiasikan dengan daftar tema, Hirarchical, yaitu yang membagi aneka tema secara hirarkis dari yang paling umum ke yang paling sfesifik, Faceted atau analytic-siynthetic, yaitu yang membagi aneka tema kedalam aspek-aspek terpisah yang dipaduhkan.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Arti dan Tujuan Klasifikasi
Klasifikasi berasal dari kata classification, dari kata kerja to classify, yang berarti menggolongkan dan menempatkan benda-benda yang sama di suatu tempat. Yang dimaksud dengan klasifikasi adalah penggolongan atau pengelompokkan buku berdasarkan subjek atau isi buku yang bersangkutan. Tujuan dari klasifikasi ialah agar semua bahan pustaka itu dapat didayagunakan semaksimal mungkin oleh pemakai.
Secara rinci, tujuan mengklasifikasi buku-buku perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:
1. Untuk mempermudah murid-murid di dalam mencari buku-buku yang sedang diperlukan.
2. Untuk mempermudah guru pustakawan di dalam mencari buku-buku yang di pesan oleh murid-murid.
3. Untuk mempermudah guru pustakawan di dalam mengembalikan buku-buku pada tempatnya.
4. Mempermudah guru pustakawan mengetahui perimbangan bahan pustaka.
5. Untuk mempermudah guru pustakawan di dalam menyusun suatu daftar bahan-bahan pustaka yang berdasarkan sistem klasifikasi.

B. Prinsip-Prinsip Pengklasifikasian
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan di dalam mengklasifikasi buku-buku perpustaaan sekolah yang menggunakan sistem klasifikasi berdasarkan subjeknya:
1. Klasifikasi buku-buku perpustakaan sekolah, pertama-tama berdasarkan subjeknya. Kemudian berdasarkan bentuk penyajiannya, atau bentuk karyanya.
2. Khususnya buku-buku yang termasuk karya umum dan kesusastraan hendaknya lebih di utamakan pada bentuknya.
3. Di dalam mengklasifikasi buku-buku perpustakaan sekolah hendaknya memperhatikan tujuan pengarangnya .
4. Klasifikasi buku-buku perpustakaan sekolah itu pada subjek yang sangat spesifik.
5. Apabila sebuah buku yang membahas dua atau tiga subjek, klasifikasilah buku tersebut pada subjek yang dominan.

B.     Sistem Klasifikasi
Sistem klasifikasi bisa berdasarkan ciri-ciri buku, sehingga buku-buku yang bercirikan sama bisa dikelompokkan manjadi satu. Ada beberapa sistem klasifikasi buku-buku perpustakaan sekolah, antara lain sebagai berikut:
1.      Sistem abjad nama pengarang
Pada sistem ini, buku-buku perpustakaan sekolah dikelompok-kelompokkan atas dasar abjad nama pengarangnya.
2.      Sistem abjad judul buku
Pada sistem ini, buku-buku perpustakaan sekolah dikelompok-kelompokkan atas dasar abjad judul bukunya.
3.      Sistem kegunaan buku
Pada sistem ini, buku-buku perpustakaan sekolah dikelompok-kelompokkan atas dasar kegunaannya. Misal, buku-buku cerita dikelompokkan menjadi satu, buku-buku ilmu pengetahuan dikelompokkan menjadi satu.
4.      Sistem penerbit
Pada sistem ini, buku-buku perpustakaan sekolah dikelompok-kelompokkan atas dasar penerbit buku.



C.    SKEMA DDC
Dewey Decimal Classification (DDC) merupakan sistem klasifikasi perpustakaan hasil karya Melvil Dewey (1851-1931). Dewey telah merintis sistem klasifikasi ini ketika ia masih menjadi mahasiswa dan bekerja sebagai pustakawan di Amherst College, Massachusetts, di sebuah negara bagian Amerika Serikat. Pada tahun 1876, Dewey dapat menerbitkan edisi pertama dengan judul; “Classification and Subject Index for Cataloguing, and Arranging the Books and Pamphlets of Library”. Pada edisi-edisi selanjutnya, DDC terus mengalami penyempurnaan dengan memasukkan subjek-subjek yang belum tercakup selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Memang banyak sistem klasifikasi perpustakaan yang dibuat, tapi tidak ada yang mampu bertahan selama DDC. DDC telah mampu bertahan kurang lebih 1 abad sejak diterbitkannya edisi pertama hingga sekarang. Keunggulannya adalah sistematik, universal, fleksibel, lengkap dan siap pakai (enumerated). Sedangkan kelemahannya terletak pada kesan terlalu American centris dan kurang perhatian pada bidang-bidang di luar Amerika dan Eropa Barat, seperti bidang agama, manajemen pemerintahan dan bahasa-bahasa.
Dewey membagi 10 golongan utama dengan angka:
  000  -  099.  Karya umum (general work)
100  -   199. Filsafat (philosophy)
200  -  299. Agama. (Religion)
300  -  399. Ilmu sosial (social science)
400  -  499. Bahasa (leaguage)
500  -  599. Ilmu murni ( pure science)
600  -  699. Pengetahuan praktis (applied science)
700  -  799. Kesenian dan hiburan (recolation)
800  -  899. Kesusastraan (literature)
900  -  999. Sejarah (history)
            Alasan mengapa Dewey membagi menjadi  10 bagian golongan dengan dimulai karya umum dan diakhi ri dengan sejarah yaitu:
Karena antara bagian / golongan 1 dengan golongan – golongan berikutnya selalu ada hubungannya sampai pada akhir dari pada akhir dari penggolongan itu.
            DDC terdiri dari 2 jenisyaitu:
1.       Tabel,  berisikan tabel yaitu angka klasifikasi dari tiap-tiap ilmu pengetahuan.
2.       Indeks, berisikan nama-nama ilmu pengetahuan dengan angka klasifikasi dibelakangnya.
Setelah DDC (Dewey Decimal Classsificatiaon) sistem klasifikasi yang hampir sama dengan DDC yaitu UDC (Universal Decimal Classification). Sistem klasifikasi ini yaituy salah satu ilmu pengetahuan yang dipergunakan didunia perpustakaan yang bersifat universal dan dalam bentuk kelas-kelas. Sistem klasifikasi ini mempergunakan angka-angka dan beberapa tanda tertentu sebagai symbol golongan sesuatu bidang ilmu pengetahuan. Garis besar pembagian  utama UDC yaitu:

D.    SKEMA UDC
Klasifikasi ini dikembangkan oleh pakar bibliografi belgia, Paul Otlet dan Henri La Fontaine pada akhir abad ke-19. Bagan klasifikasi ini dikembangkan berdasarkan bagan klasifikasi DDC tetapi menggunakan tambahan symbol-simbol untuk mengindikasikan berbagai aspek dari subyek dan hubungan antar subyek. Oleh karenanya bagan ini menggandung elemen dan analisis sintetik. Bagan klasifikasi ini kebanyakan digunakan pada perpustakaan khusus karena dapat membuat subyek yang spsifik. UDC trus dimodifikasi dan diperluas selama beberapa tahun untuk menyesuaikan diri dengan pertumbuhan ilmu pengetahuan dan secara terus menerus dikembangkan untuk menyesuaiakan dengan perkembangan sekarang UDc dapat digunakan untuk mengklasifikasi berbagai bentuk media dan tidak terbatas pada buku atau media tercetak saja, tetapi juga dapat digunakan untuk mengklasifikasi film, video dan rekaman. Untuk memudahkan membaca, angka dalam UDC biasanya diberi titik setelah 3 dijit. Misalnya angka 61 adalah Ilmu Kedokteran, kemudian subdivisi dibawanya adalah 611 Anatomi. Subdivis dibawah anatomi kemudian diberi titik sebelumnya seperti 611.1, 611.2 dan seterusnya.
-0 umum
- 1 filsafat dan psikologi
-2 agama atau teologi
-3 ilmu sosial
-4 ilmu bahasa
-5 ilmu alam
-6 teknologi
-7 seni
-8 kesusatraan
-9 goegrafi, biografi, dan sejarah

E. SKEMA LCC
            Skema klasifikasi ini dalam penyusunan menggunakan huruf.
Contoh skema klasifikasi LCC (Long Congress Classification) yaitu:

a.       karya umum
b.      Filsafat
c.       Agama
d.      Ilmu social
e.        Ilmu bahasa, dan seterusnya









BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
a.       Klassifikasi  adalah penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut  kaidah atau standar yang ditetapkan. Melakukan penentuan subjek untuk buku yang sudah di daftar dan menentukan no klasifakasi yang sesuai dengan subjek buku tersebut.
b.      Klasifakasi yang umum dipakai adalah Dewey Decamal Ckassification (DDC) yang dibuat oleh Melvil Dewey (1875).
c.       Skema klasifikasi DDC menggunakan 10 kelas utama, yaitu dimulai dari 000-099 karya umum, sampai 900-999 sejarah.
d.      Sistem klasifikasi UDC mempergunakan angka-angka dan beberapa tanda tertentu sebagai simbol  golongan sesuatu bidang ilmu pengetahuan.
e.       Skema klasifikasi LCC mempergunakan huruf dalam mklasifikasi sebuah bahab pustaka.

B.     SARAN

a.       Melihat perkembangan tekhnologi  saat ini yang semakin canggih, maka.
b.      perpustakaan harus mengikuti perkembangan tekhnologi, baik bentuk fisikny, maupun dari segi pelayananya.
c.       Karna adanya berbagai macam skema klasifikasi, maka perlu adanya penguasaan skema klasifikasi, mulai dari DDC, UDC, LCC, CC, dll. Perbedaan skema klasifikasi DDC dengan UDC terletak pada penggunaan symbol yang digunakan oleh UDC, sedankan LCC menggunakan huruf dalam sebuah perpustakaan.

DAFTAR PUSTAKA

NS, Sutarno. 2004. Manajemen Perpustakaan. Jakarta: Samitra Media Utama.
Suwarno, Wiji. 2010. Pengetahuan Dasar Kepustakaan: Sisi Penting Perpustakaan dan Pustakawan. Bogor: Ghalia Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar